Niat NASA Melakukan Penambangan Di Bulan
Mengeksplorasi isi antariksa bukan perkara mudah dan murah. Lembaga sekelas Badan Antariksa AS (NASA) saja terpaksa harus menyiasati beban biaya eksplorasi antariksa yang sangat besar.
NASA bahkan harus sepintar mungkin menempuh alternatif lain untuk menghemat anggaran penambangan di Bulan.
Untuk itu, NASA membuka kesempatan bagi perusahaan-perusahaan swasta untuk bergabung dalam eksplorasi sumber daya bernilai di Bulan, misalnya helium 3 maupun material metal Bumi langka. Sejauh ini, sudah masuk pengajuan kerja sama dari program Lunar Cargo Transportation and Landing by Soft Touchdown (Lunar CATALYST).
Menurut NASA, bermitra dengan perusahaan antariksa privat merupakan langkah pertama eksplorasi sumber daya berharga di Bulan.
Kolaborasi antarbadan antariksa itu disebutkan tak memerlukan klausul pertukaran dana sesuai aturan UU Antariksa dan Penerbangan Nasional AS. Artinya, pemerintah tidak akan secara langsung mendanai eksplorasi itu. Namun, NASA tetap didukung penuh pemerintah AS.
Pengajuan kolaboarasi ini paling lambat 17 Maret 2014, tapi masih belum jelas apakah pada tenggat itu NASA akan mengumumkan badan antariksa swasta yang berhak berkolaborasi dengannya.
Iniasitif kolaborasi ini terpaksa ditempuh NASA mengingat badan pemerintah AS itu tak punya dana berlimpah. Bahkan, NASA sempat menggelar kampanye pendanaan untuk menunjang misi penemuan algoritma asteroid. Kampanye ini diluncurkan dengan melibatkan Planetary Resources, perusahaan miliuner penambangan asteroid swasta.
Eksploitasi Bulan
Selain masalah anggaran, misi ini juga masih terbentur persoalan kepemilikan Bulan. Berdasarkan Pakta Antariksa Luar PBB Tahun 1967, negara-negara di dunia dilarang untuk mengklaim sebagai pemilik Bulan. Namun demikian, misi penambangan Bulan, yang mulai melibatkan badan antariksa swasta itu, telah memicu debat kepemilikan Bulan.
"Ada kasus serius untuk pengembangan hukum internasional pada area ini. Sebab Pakta 1967 itu tak mempertimbangkan seseorang (swasta) selain negara yang mampu mengeksplorasi Bulan," jelas Ian Crawford, profesor sains antariksa, Birkbeck College, Universitas London.
"Jelaslah hal itu kini menjadi tantangan bagi pengembangan pakta antariksa luar sampai badan swasta yang mungkin berharap boleh mengeksploitasi Bulan," tutur Crawford.
NASA bahkan harus sepintar mungkin menempuh alternatif lain untuk menghemat anggaran penambangan di Bulan.
Untuk itu, NASA membuka kesempatan bagi perusahaan-perusahaan swasta untuk bergabung dalam eksplorasi sumber daya bernilai di Bulan, misalnya helium 3 maupun material metal Bumi langka. Sejauh ini, sudah masuk pengajuan kerja sama dari program Lunar Cargo Transportation and Landing by Soft Touchdown (Lunar CATALYST).
Menurut NASA, bermitra dengan perusahaan antariksa privat merupakan langkah pertama eksplorasi sumber daya berharga di Bulan.
Kolaborasi antarbadan antariksa itu disebutkan tak memerlukan klausul pertukaran dana sesuai aturan UU Antariksa dan Penerbangan Nasional AS. Artinya, pemerintah tidak akan secara langsung mendanai eksplorasi itu. Namun, NASA tetap didukung penuh pemerintah AS.
Pengajuan kolaboarasi ini paling lambat 17 Maret 2014, tapi masih belum jelas apakah pada tenggat itu NASA akan mengumumkan badan antariksa swasta yang berhak berkolaborasi dengannya.
Iniasitif kolaborasi ini terpaksa ditempuh NASA mengingat badan pemerintah AS itu tak punya dana berlimpah. Bahkan, NASA sempat menggelar kampanye pendanaan untuk menunjang misi penemuan algoritma asteroid. Kampanye ini diluncurkan dengan melibatkan Planetary Resources, perusahaan miliuner penambangan asteroid swasta.
Eksploitasi Bulan
Selain masalah anggaran, misi ini juga masih terbentur persoalan kepemilikan Bulan. Berdasarkan Pakta Antariksa Luar PBB Tahun 1967, negara-negara di dunia dilarang untuk mengklaim sebagai pemilik Bulan. Namun demikian, misi penambangan Bulan, yang mulai melibatkan badan antariksa swasta itu, telah memicu debat kepemilikan Bulan.
"Ada kasus serius untuk pengembangan hukum internasional pada area ini. Sebab Pakta 1967 itu tak mempertimbangkan seseorang (swasta) selain negara yang mampu mengeksplorasi Bulan," jelas Ian Crawford, profesor sains antariksa, Birkbeck College, Universitas London.
"Jelaslah hal itu kini menjadi tantangan bagi pengembangan pakta antariksa luar sampai badan swasta yang mungkin berharap boleh mengeksploitasi Bulan," tutur Crawford.
Nice..post,ini kunjungan balik saya,
BalasHapusseogra.wordpress.com