Merkurius planet terkecil di tata surya



Merkurius adalah planet terkecil di tata surya dan yang terdekat dari Matahari. Nama planet ini diambil dari nama dewa pengantar pesan jaman
Romawi kuno. Ia diberi nama tersebut karena pergerakannya di langit yang sangat cepat.
Dari Bumi, Merkurius hanya bisa diamati secara visual pada jarak maksimum 28,3 derajat dari Matahari. Artinya, planet ini hanya terlihat di langit timur sebelum Matahari terbit atau di barat setelah Matahari terbenam. Dengan jarak sudut sekecil itu, kita hanya memiliki waktu maksimum selama 1 jam 53 menit saja untuk mengamati planet ini, yaitu pada saat Merkurius mencapai elongasi maksimalnya. Jadi, kita tidak akan pernah bisa melihat Merkurius berada di zenith (lihat gambar di bawah). Planet ini mengalami dua konjungsi inferior dalam selang waktu 116 hari, sehingga kenampakannya secara bergantian di timur dan barat terjadi dalam selang waktu sekitar 60 hari. Karena kemunculannya yang bergantian itulah planet ini sempat diidentifikasi oleh masyarakat Yunani kuno sebagai 2 benda yang berbeda. Kala itu, Merkurius yang muncul di langit timur diberi nama Apollo dan yang muncul di langit barat diberi nama Hermes.


Keunikan Merkurius

Jika kita berada di Merkurius, kita dapat menyaksikan Matahari bergerak retrograde di langit. Di satu lokasi, setelah terbit di timur dan sebelum melintasi meridian, Matahari akan sedikit bergerak mundur, berhenti, lalu kembali bergerak ke barat hingga terbenam. Silakan lihat sendiri dengan menggunakan program simulasi langit (misalnya Stellarium). Penyebab gerak retrograde Matahari itu adalah karena saat itu laju sudut revolusi Merkurius menjadi sama dengan laju sudut rotasinya.
Merkurius mengelilingi Matahari selama 88 hari Bumi, sedangkan periode rotasinya adalah 58,7 hari Bumi. Kita bisa lihat bahwa perbandingan periode revolusi dan rotasinya adalah 2/3. Artinya, planet ini menyelesaikan 2 kali revolusinya dalam waktu yang bersamaan dengan 3 kali rotasi. Meskipun begitu, Merkurius membutuhkan 176 hari Bumi untuk mengalami sekali siang-malam. Berarti satu hari di Merkurius jauh lebih lama daripada satu tahunnya.


Hubungan antara periode rotasi dan revolusi tersebut (disebut juga dengan resonansi) adalah hal yang unik di tata surya. Resonansi yang umum terdapat di tata surya adalah 1:1. Artinya, periode rotasi sama dengan periode revolusi. Misalnya pada sistem Pluto dan Charon, yang keduanya memiliki periode rotasi yang sama dengan periode revolusi Charon terhadap Pluto. Akibatnya, Pluto dan Charon saling menunjukkan permukaan yang sama sepanjang waktu. Bulan juga memiliki resonansi rotasi-revolusi 1:1 karena periode rotasinya sama dengan periodenya mengelilingi Bumi, sehingga permukaan Bulan yang terlihat dari Bumi selalu tetap.


Ciri Fisik


Planet batuan ini hanya berdiameter sekitar 4800 km. Ukuran ini lebih kecil dari Ganymede dan Titan (2 satelit terbesar di tata surya) tetapi Merkurius masih lebih masif dari keduanya. Dengan kerapatan sebesar 5,43 g/cm^3, Merkurius pun menjadi benda dengan kerapatan tertinggi kedua di tata surya setelah Bumi. Bagian inti planet ini diketahui lebih dominan relatif
terhadap ukurannya, mencapai 42% dari volume total dengan radius 1800 km.
Eksentrisitas orbit Merkurius adalah yang paling besar di antara semua planet, yaitu 0,21. Jaraknya dari Matahari antara 46 juta km hingga 70 juta km. Sementara jaraknya dari Bumi bervariasi antara 77 juta km dan 222 juta km dan kecerlangannya berkisar antara -2,3 (lebih terang daripada bintang Sirius) dan 5,7.
Inklinasi orbit Merkurius terhadap ekliptika adalah 7 derajat. Sudut kemiringan sumbu rotasinya terhadap sumbu revolusi mendekati nol, sekitar 0,027 derajat. Masih lebih kecil dari Jupiter yang sebesar 3,1 derajat. Dengan sudut sekecil itu, tidak ada 4 musim di Merkurius belahan utara dan selatan. Temperatur di permukaannya bervariasi antara 80 – 700 K.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Cara Mengukur Masa Bintang?

Dapatkah kita mendarat di planet Jupiter ?

Turbulensi Mampu Menghangatkan Angin Matahari